eastwindnetworks.com – Trust Wallet Hentikan Layanan Transaksi Setelah Kebocoran Data. Trust Wallet, salah satu dompet kripto yang populer, mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara layanan pembayaran fiat-ke-kripto milik Transak. Langkah ini diambil setelah perusahaan yang berbasis di Miami tersebut mengalami insiden kebocoran data.
Kronologi Insiden Kebocoran Data di Transak
Transak, dalam pernyataan resminya, menjelaskan bahwa pelanggaran ini terjadi akibat akses tidak sah ke laptop salah satu karyawan pihak ketiga. Peretas berhasil mendapatkan kredensial melalui taktik phishing yang canggih. Modus ini berhasil menargetkan vendor KYC (Know Your Customer) yang bekerja sama dengan Transak. Akibatnya, data pribadi lebih dari 92.554 pengguna, seperti nama, bocor ke tangan pelaku.
Meskipun hanya kurang dari 2% dari total pengguna Transak yang terkena dampak, insiden ini tetap mengkhawatirkan. Dengan jumlah pengguna Transak yang mencapai lebih dari 5 juta orang, kebocoran data ini menyentuh aspek keamanan penting dalam dunia kripto yang sangat sensitif terhadap privasi.
Dampak Bagi Pengguna Trust Wallet dan Platform Lain
Layanan onramp fiat-ke-kripto dari Transak di gunakan oleh sejumlah penyedia dompet digital, termasuk Trust Wallet, Metamask, Ledger, dan Coinbase. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk mengonversi mata uang fiat seperti dolar AS menjadi kripto seperti Bitcoin (BTC) atau Ethereum (ETH). Dengan adanya kebocoran data ini, ada kemungkinan lebih banyak platform yang menghentikan sementara dukungan terhadap layanan Transak hingga situasi benar-benar aman.
Meski begitu, Transak menekankan bahwa data KYC yang di curi belum terdeteksi di gunakan dalam aktivitas jahat di dunia maya. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan berjanji akan menghubungi semua pengguna yang terdampak.
Klaim Tanggung Jawab oleh Stormous Ransomware
Saat insiden ini sedang di investigasi, kelompok ransomware bernama Stormous muncul dan mengklaim bertanggung jawab atas kebocoran tersebut. Kelompok ini mengaku telah mencuri lebih dari 300 gigabyte data pengguna dan mempublikasikan informasi pribadi secara ilegal di situs web mereka. Stormous sebelumnya juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap protokol identitas Web3, Fractal ID, pada bulan Juli lalu.
Langkah-Langkah Keamanan yang Diperlukan
Dalam menghadapi insiden ini, pengguna dompet kripto di sarankan untuk tetap waspada dan memperbarui protokol keamanan mereka. Jika pengguna terlibat dalam layanan Transak, mereka di harapkan segera memeriksa apakah informasi mereka termasuk dalam data yang bocor, serta memastikan langkah-langkah mitigasi keamanan telah di lakukan. Selain itu, pemantauan aktivitas yang mencurigakan dalam dompet kripto mereka sangat di anjurkan.
Insiden ini menyoroti pentingnya keamanan dalam ekosistem kripto yang terus berkembang, di mana pelaku kejahatan siber semakin lihai memanfaatkan celah dalam protokol KYC dan privasi.